10.8.19

S03E08 : Buas Part 8

"Kalian masih selamat?",
"Hhhh...Hhhh..........Ya.....".


Ketika sebuah kampung dekat muara sungai digegerkan oleh sebuah teror, dua orang Polisi dan anak-anak Karang Taruna setempat berjuang untuk menghentikan teror itu




Malam itu, Firman dan anggota timnya yang tersisa dikejutkan oleh sesuatu yang tidak mereka sangka-sangka...

"Aku kira Kalian berdua udah...", kata Firman,
"Nggak...kita....maksud Aku......", kata Leto. Ya, Leto selamat. Dia datang bersama dengan,
"Aku sama Leto...sama Yama....", sahut Gina. Maria bertanya,
"Mana Yama?", Gina dan Leto saling berpandangan sebelum sama-sama menggelengkan kepala mereka dan tertunduk lesu. Don bertanya,
"Kalian kemana aja? Terus...kenapa Yama bisa gak selamat?", Leto mulai bercerita...

<<<<< FLASHBACK

"Nggghhhhh.......Errrhhhhh........", waktu Aku buka mata, Aku ada di sebuah tempat yang cuma diterangin sama obor. Aku digantung dengan tangan terikat di atas kepala. Pas itu, Aku samar-samar denger orang lagi ngobrol. Aku kurang tau sama apa yang mereka omongin, tapi yang jelas...ini ada hubungannya soal "ritual" juga "66 korban". Aku berusaha buat ngebebasin diri. Bermodalkan kemampuan survival yang Aku pelajari...Aku bisa...

===INTERRUPT===

"Perasaan gak dimana-mana Kamu tetep aja ngeluarin gaya sok jagoan, To?", sindir Rendra,
"Gapapa...yang penting....Aku...",
"UDAH LANJUTIN CERITANYA WOIII!!!!", Maria membentak Leto,
"I-i-i-iya Mar, Iya.....Ekhem...."

<<<<< FLASHBACK CONTINUE...

Singkat cerita Aku berhasil lolos. Aku ambil obor di ruangan dimana Aku ditahan, terus Aku kabur dari situ. Begitu Aku keluar, Aku ada di sebuah lorong yang cukup panjang. Aku sendiri kurang tau kemana nembusnya. Waktu Aku kabur, Aku ada di belakang sekumpulan orang yang ngumpul tadi. Aku masih denger mereka ngomongin soal....

"Tumbal..."

===INTERRUPT===

"Tumbal?", tanya Don,
"Ya...tumbal. Aku sendiri masih belum ngerti maksud mereka...", jawab Leto. Leto menyambung cerita...

<<<<< FLASHBACK CONTINUE...
Sampai di ujung lorong...
"Sekarang, kita cuma dapet 4 orang, berarti tumbal buat 'Aki' masih kurang 3 orang. Sekarang, Saya minta...kalian buat nyebar lagi! Cari 3 orang yang terakhir. Atau kalau perlu....", Aku bener-bener gak nyangka dengan apa yang Aku lihat...

Ternyata, selama ini...dalang dibalik semua ini adalah...













































Pak Galang...

===INTERRUPT===

"PAK GALANG?!", semuanya terkejut kecuali Leto dan Gina. Oh ya...Tata juga....(ya iyalah orang Dia masih pingsan...),
"Ya, Dia sama beberapa orang warga desa adalah Dalang dibalik semua teror ini. Tapi...", Leto menjeda omongannya,
"Tapi kenapa?", tanya Firman,
".......Ada hal lain yang diluar akal sehat...",

<<<<< FLASHBACK CONTINUE...

Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri...
Aku lihat warga Desa itu...
Berubah jadi Buaya, Ular dan hewan-hewan berbisa seperti Laba-Laba beracun dan Kalajengking...

===INTERRUPT===

"BENTAR!!!", Rendra menyela cerita,
"Apaan sih, Ren?", tanya Maria dengan nada kesal,
"Kalo Buaya itu warga Desa......berarti....Buaya yang kita makan itu.....", spontan semua yang ada disitu mual-mual dan memuntahkan isi perutnya,
"Ehhhhkkkk.....sialan! Selama ini kita malah jadi kanibal", umpat Don, "Kamu malah ngingetin sih, Ren!", ia langsung menyalahkan Rendra,
"Ya abis gimana? Orang kepikiran? Ya mau gimana lagi?", balas Rendra,
"Udah-udah! Gak usah dipikirin lagi!", tegas Firman, "Lanjut, To!"...

<<<<< FLASHBACK CONTINUE...

Abis itu, Aku mundur. Menunggu waktu yang tepat untuk kabur. Tiba-tiba,
"Ssstt!! To!", Aku lihat Gina dikurung di sebuah ruangan,
"Na! Tunggu disitu!", untung mereka gak ngambil pisau lipatku. Aku buka pintunya dan langsung ngebebasin Gina, "Kamu nggak apa-apa?", Gina ngangguk,
"Mana Wayan sama Yama?", baru aja Aku mau ngomong...
"AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!", Aku ajak Gina buat pergi. Pas Aku balik ke tempat Pak Galang ngumpul, Dia udah gak ada. Tempat itu bener-bener kosong. Terus, Aku sama Gina nyari-nyari jalan keluarnya. Kita udah keliling tempat itu...kira-kira......tujuh keliling lah...

===INTERRUPT===

PLAKK!!!
"Apaan sih, Na?", Gina memukul Leto,
"Lebay amat sih? Orang kita gak sampe keliling tujuh kali kok? Itu sih emang karena tempatnya yang luas banget", tutur Gina,
"Emang tempatnya kayak gimana?", tanya Maria,
"Dari luar sih kayak Tongkonan*. Tapi pas di dalem...luas banget. Bahkan sampe ada semacam sel tahanan gitu. Terus...", omongan Gina dipotong oleh Leto,
"Kita juga nemuin ruang rahasia di dalem rumah itu",
"Bentar, Tongkonan kan...harusnya gak begitu luas ukurannya? Tapi kok bisa ada sel tahanan sama ruang rahasia segala?", tanya Firman,
"Nah itu Dia yang kita gak ngerti. Padahal, waktu kita berhasil kabur, rumah itu gak begitu besar", jelas Leto,
"Atau mungkin rumah itu terhubung sama bukit atau gua yang udah dibangun jadi sebuah ruangan mungkin?", tanya Maria,
"Masalahnya, rumah itu ada di tengah-tengah hutan. Dan gak ada rumah lagi di sekitarnya. Terus, yang lebih aneh lagi, rumah itu desainnya kan terapung, sedangkan ruang rahasia itu ada di bawah tanah. Gimana caranya ruangan bawah tanah itu ada disitu?",


https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjZ0eeEsPjjAhUBTY8KHYBPCCsQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.modemku.com%2Fjual-miniatur-rumah-adat-tongkonan-tana-toraja-dari-sleman-jogja.html&psig=AOvVaw1PMOLQHYG_HfsV95jfkgN2&ust=1565527639644819
Kalau kalian bingung, kayak gini ilustrasi bangunannya. Pertanyaannya, gimana ceritanya ada sel tahanan, lorong panjang plus ruang bawah tanah di rumah dengan model seperti gambar?

"Di sekitar rumah itu ada apa? Kayak misalkan...sumur, kandang hewan...atau apapun?", tanya Firman,
"Aku liat ada sumur di belakang rumah itu. Dan disitu, baunya gak enak banget. Aku yakin, kalo 'tumbal' yang dimaksud Pak Galang disimpen disitu. Mungkin, Dia buang semua jasad 'tumbal' miliknya ke dalem sumur itu", tutur Gina,
"Oke, kalo gitu...kita udah dapet informasi yang paling penting buat kita. Dengan begitu, kita bisa tangkep Pak Galang dan juga...",
"Woi! Ceritaku belum selesai nih!", potong Leto,
"Oh ya, kita kan gak tau gimana ceritanya Yama sama Wayan gak selamet?", tambah Rendra,
"Ya, Aku juga penasaran...", semua mata tertuju pada Leto. Namun,
"....Hhhhh.......setelah dipikir-pikir..........Aku jadi gak enak buat nyeritainnya...",
"Lho, bukannya tadi Kamu pengen banget buat nyerita, To?! Kenapa sekarang Kamu...",
"Ren?...", Gina memanggil Rendra dengan lembut,
"Eh, iya Na?",
"....Ada bagian dimana seharusnya kita gak nyeritain ini......Aku mohon...Kamu bisa ngerti......ini juga...demi kalian...", Leto meminta Gina untuk mundur. Leto maju selangkah dan mulai bercerita kembali...

<<<<< FLASHBACK CONTINUE...

Kita ikutin suara teriakan itu. Suara teriakan penuh penderitaan dan siksaan yang dialami oleh seorang manusia. Dan berkat suara itu, kita berhasil menemukan ruang rahasia yang Aku maksud. Untuk masuk kesana, kita mesti turun tangga yang cukup jauh jaraknya. Berjalan melewati lorong yang diterangi oleh obor, sampai akhirnya...kita menemukan ruangan itu. Disitu...kita lihat....


























































































WARNING!!!

KALAU KALIAN TIDAK SUKA DENGAN ADEGAN GORE, SILAHKAN SKIP BAGIAN INI...

Aku lihat Wayan berbaring di sebuah meja besar. Tangan dan kakinya diikat. Aku bener-bener gak tega ngeliatnya. Disitu, Aku liat Pak Galang kayak lagi mencabik-cabik perut Wayan. Wayan terus berteriak kesakitan dengan darah yang terus mengucur dari perutnya. Di sampingnya, Yama diikat tergantung di udara dengan tangan terikat di atas kepala. Aku gak liat Yama ngelawan atau berontak. Biasanya, Yama bakalan ngelawan siapapun yang mengancam nyawanya, tapi...kali ini Dia bener-bener diem aja. Aku gak bisa liat jelas apa yang terjadi sama Yama. Tapi Aku asumsikan kalo Yama udah duluan mati. Gak lama kemudian...


































Aku liat sendiri...
Pak Galang makan jeroannya Wayan mentah-mentah...
Dan gak lama, Wayan pun...mati....

BACK TO PRESENT>>>>>

"Abis itu, kita langsung lari keluar rumah. Menerobos hutan dan melalui hari tersuram dalam hidupku...Dan akhirnya...malam ini...Aku bersyukur masih bisa ketemu sama kalian. Dan sekarang, Aku disini bakalan ngebantu kalian buat nyelesain teror ini...sekali dan selamanya!", dengan semangat yang membara, Leto bertekad untuk menghentikan teror di Pulau Buaya. Ucapannya itu, membakar semangat teman-temannya untuk segera menyelesaikan teror ini,
"Oke! Kalo gitu, kita selesaikan...malam ini!", tegas Firman,
"M..Malam ini, Man?", tanya Rendra ragu,
"Kalo gak sekarang, kapan lagi? Kamu juga mau kan bisa ngeberesin tugas ini?", Rendra merenung sejenak sebelum akhirnya mengangguk mantap, "Oke! Kita pergi sekarang......O..Ooooo....", baru saja ia balik badan....


































































"TATAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

To be continue...

0 komentar:

Posting Komentar