22.1.19

S02E04 : Selamat Datang di Hutan Part 3


Dua orang telah pergi...
Dua orang lagi yang tersisa...
Akankah mereka semua selamat??
Atau salah satu dari mereka??
Bagaimana jika...
Tidak satupun yang selamat??


Previously...

Ada 4 orang mahasiswa yang tengah melakukan ekspedisi sekaligus mengerjakan tugas kuliah di sebuah hutan di dekat pegunungan. Sejak awal kedatangan mereka, rencana yang sudah mereka siapkan tidak berjalan mulus. Imbasnya, semuanya berantakan. Hingga....

Satu persatu dari mereka menghilang, bahkan...
Tewas...
Mahasiswa pertama bernama Edo dinyatakan hilang setelah mereka bermalam disana. Sampai 3 hari lamanya, ia tak kunjung ditemukan.

Dan yang terbaru, Mahasiswa yang bernama Heri. Dia tewas setelah terjatuh dari jembatan yang putus. Jasadnya terbawa arus sungai yang sangat deras.

Kini, tersisa 2 dari 4 orang Mahasiswa yang tersisa. Bisakah mereka selamat dari hutan itu??




















Pagi harinya...

"*Hiks*...TUHAAAAANNN!!!! MENGAPA INI TERJADIIII??!!...MENGAPA KAU PERLAKUKAN KAMI SEPERTI INI YA TUHAAAAANNN??!!...KENAPAAAAA???!!!...Huuu... Huuuu",
"Sabar bro, Gua yakin ini ada hikmahnya", kataku seraya menenangkan temanku. Sebut saja Rama. Namun...
"Huh?... Apa lu bilang?.... Semua ini ada hikmahnya??.... Semua ini ada hikmahnya kata lu??....", Aku mengangguk,
"Bo..DOOOOO!!!!...INI SEMUA GARA-GARA LU!!!.. GARA-GARA LU NGOTOT BUAT DAPETIN NILAI KITA SAMPE HARUS KEHILANGAN EDO SAMA HERI!!!...TAU GAK LU!!!", Aku menyesal. Yang dikatakannya benar. Aku bodoh karena hanya mementingkan nilai ketimbang keselamatan teman-temanku.

Satu lagi teman yang pergi. Kemarin Edo, sekarang Heri. Satu-satunya harapan kami untuk bisa pulang sudah lenyap. Sinyal ponsel tak ada, baterainya habis, makanan pun habis. Aku dan Rama tidak tahu harus bagaimana lagi. Rasanya kami hanya tinggal menunggu maut saja.


Aku sudah tidak peduli dengan keadaan. Ingin rasanya kembali ke rumah.
"*Hiks*...Tuhaaaaannn!!!! Mengapa ini terjadiiii??!!...Mengapa Kau perlakukan Kami seperti ini Ya Tuhaaaaannn??!!...Kenapaaaaa???!!!...Huuu... Huuuu", dari tadi Rama hanya mengoceh sepanjang jalan. Aku sampai pusing mendengarnya. Memang, dialah yang paling banyak bicara sejak awal, itu sudah menjadi sifatnya.

Malam harinya di tempat antah berantah. Kami berdua memutuskan untuk bermalam. Sampai aku mau tidur pun Rama tak henti-hentinya mengoceh.
"Tuhaaaaannn!!!! Mengapa ini terjadiiii??!!...Mengapa Kau perlakukan Kami seperti ini Ya Tuhaaaaannn??!!...Kenapaaaaa???!!!...Tuhaaaaannn!!!! Mengapa ini terjadiiii??!!...Mengapa Kau perlakukan Kami seperti ini Ya Tuhaaaaannn??!!...Kenapaaaaa???!!!...Tuhaaaaannn!!!! Mengapa ini terjadiiii??!!...Mengapa Kau perlakukan Kami seperti ini Ya Tuhaaaaannn??!!...Kenapaaaaa???!!!...", perlahan emosiku meluap.
"Dasar Cemen lu!! Dari tadi NGEBACOT mulu! GUA MAU TIDUR TAU GAK?!", dia hanya membalas dengan lirikan mata.
"Serah LU dah!", Aku putuskan untuk pergi meninggalkan Rama di perkemahan.

Tak terasa aku sampai di ujung jembatan. Hanya sungai yang membatasi daerah di seberang. Aku duduk di tepi tebing sambil meratapi nasibku. Aku kesal, sedih, bingung dan lapar. Hanya keajaiban yang mampu menyelamatkanku.

"Mari kemari...
Sini kemari...
Temani aku...
Jadilah temanku..."

Sayup-sayup terdengar suara perempuan tengah bernyanyi. Lagu itu terus berulang kali dinyanyikan. Aku berjalan menuju sumber suara. Asalnya dari balik semak. Dan rupanya benar, ada seorang gadis berpakaian tradisional tengah duduk di atas sebuah batu sambil menyanyikan lagu itu.
"Halo, kamu siapa?", dia tersenyum kepadaku. Aku kehabisan kata. Mulutku menganga tanda keheranan. Bagaimana bisa seorang gadis berada di tengah hutan sendirian?

"Sini...", Dia mengajakku... Ke dalam gua. Muncul rasa takutku. Apa yang akan ia lakukan padaku?
"Duduk dulu disini, ya?", katanya. Dia pergi meninggalkanku sendiri. Tak lama kemudian,
"Ini buat kamu", Dia kembali sambil membawa makanan dalam baki. Mulai dari nasi, lauk pauk, hingga buah-buahan dan sayuran. Aku pikir ini mimpi, saat ku cubit pipiku rasanya sakit. Tanpa pikir panjang, Aku habiskan semua makanan yang ada.

Setelah kenyang, Aku putuskan untuk pergi. Berharap gadis itu tahu jalan untuk keluar dari hutan.
"Kamu... kenapa bisa ada disini?", tanyaku,
"Oh, kebetulan Aku emang tinggal di sekitar sini", Oke, terus terang Aku sedikit takut. Entah mengapa alasannya,
"Kamu sendiri?... Kenapa kamu ada disini? Disini tuh bahaya tau. Banyak banget orang yang mati tiap kali kesini", memang benar ucapannya. Buktinya, Aku kehilangan Edo dan Heri,
"Mmm... tadinya... Aku mau ngerjain tugas...cuman.. Aku tersesat. Udah ngikutin jejak juga masih aja nyasar", langsung saja to the point, "Kamu kan, tinggal deket sini...jadi...kamu tau nggak jalan keluar dari sini?", Saat kutanya gadis itu, dia seperti enggan ditinggal. Tapi, mau bagaimana lagi? Aku kan, tidak bisa tinggal di hutan selamanya,
"...Kenapa sih, nggak ada yang mau tinggal sama Aku?... Aku tuh... sendirian disini...", matanya mulai berkaca-kaca. Aku jadi tidak tega melihatnya, "Aku pengen banget ditemenin... Udah bertahun-tahun Aku sendiri disini...*hiks*",
"...Mmm... gini deh, gimana kalo..Kamu kasih tau dimana rumah kamu?... Biar sebentar, tapi seenggaknya Aku bisa bikin kamu nggak kesepian..", setelah proses tawar menawar yang cukup panjang, akhirnya dia mengizinkan Aku pergi ke rumahnya.
"Oke, kalo itu mau kamu. Aku bakalan kasih tau rumahku. Tapi, kamu harus inget... Hati-hati dengan keadaan sekitar... Jangan sampai...Kamu bernasib sama dengan temanmu", dia menunjuk ke belakang dan....






































Mimpi??? Hanya mimpi??? Jadi semuanya hanya mimpi??? Tentang gadis itu...makanan dan....hal mengerikan itu hanya mimpi???








































































To Be Continued...


0 komentar:

Posting Komentar