21.2.19
S02E21 : Orang Ketiga
Disini ane tekankan kalo ini bukan cerita cinta...
Ambillah pelajaran dari cerita ini...
Jadi seorang Suami, harus siap segala-galanya. Ada saatnya dimana kalian jadi romantis, saat dimana kalian bertengkar, dsb. Bukan hanya itu, kesabaran kalian pun suatu saat akan diuji. Maklum, karena pada dasarnya, pernikahan itu menyatukan dua insan sekaligus dua buah pemikiran menjadi satu. Kalian harus menyampingkan ego pribadi. Jangan pernah kalian lupakan tugas dan kewajibannya sebagai Suami maupun Istri. Saling mendukung satu sama lain dan juga tolong menolong.
Selain itu, kehadiran anak-anak kalian adalah tugas terberat lainnya. Entah karena anak rewel ataupun kebutuhannya sehari-hari, seperti jajan, sandang bahkan kebutuhan sekolah jika mereka sudah bersekolah.
Oh ya, satu hal lagi. Setelah kalian menikah, berhati-hatilah dengan pergaulan. Kalau kalian berpikir itu berlaku untuk anak remaja saja, bagi pasangan suami istri pun itu berlaku. Bukannya apa-apa, karena bisa saja itu menyebabkan keretakan rumah tangga. Seperti yang kalian tahu, perselingkuhan bisa saja disebabkan oleh teman kita sendiri. Disamping itu, kalian juga harus menjaga sikap kalian. Terutama bagi kalian yang suka tebar pesona kepada lawan jenis. Itu juga salah satu faktor pemicu keretakan rumah tangga pula. Nah, dari situ bisa dilihat, mana orang yang sabar dan kuat, juga yang tidak. Mereka yang mengalami perceraian sudah dipastikan bahwa mereka yang menyerah dengan persoalan tersebut.
Kalau Aku pribadi, merasa iri dan malu kepada orang tua zaman dulu. Meskipun mempunyai banyak anak, tetapi mereka bisa mempertahankan rumah tangga mereka hingga maut memisahkan. Ya meskipun tidak semua sih. Lebih tepatnya mayoritas dari mereka. Atau, pasangan yang menerapkan prinsip orang tua dulu yang sampai puluhan tahun usia pernikahan mereka, masih tetap harmonis. Ingin sekali Aku seperti itu.
Seandainya Aku bisa memutar waktu, Aku ingin sekali menerapkan prinsip orang tua dulu terhadap hubunganku dengan istriku.
Semua bermula ketika Aku menemukan sepasang sendal milik pria di depan rumahku. Aku yang capek, sehabis pulang kerja mulai tersulut emosinya. Aku marahi istriku di depan anakku, yang mana itu adalah hal paling tabu bagi kami. Aku mencari-cari keberadaan pria itu. Namun, tidak kutemukan batang hidungnya. Istriku mengelak dan berdalih tidak tahu apa-apa. Aku bahkan sampai membuatnya menangis. Sejujurnya Aku tidak suka melihatnya menangis. Aku memilih untuk pergi ke rumah orang tuaku untuk menenangkan pikiran.
3 hari kemudian...
Aku kembali ke rumah dan tidak menemukan istri dan anakku. Disitu, Aku berpikir kalau mereka meninggalkanku. Aku menyesal sejadi-jadinya. Tak berselang lama, mereka datang. Aku meminta maaf kepada mereka sambil berlinang air mata. Namun, reaksinya diluar dugaan. Istriku malah memarahiku setelah ia menemukan sepasang sendal wanita di depan rumah. Aku berani sumpah kalau Aku di rumah sendirian. Lalu, Aku lakukan hal yang sama seperti waktu itu. Mencari terduga 'pelakor' itu. Dan...
tidak kutemukan seorangpun.
Sampai akhirnya, pernyataan yang paling dilarang diucapkan pun keluar dari mulut istriku.
"Aku mau cerai"
Ya, ini diluar dugaanku. Aku benar-benar menyesal seumur hidup. Ingin sekali Aku menyalahkan orang yang iseng menaruh sendal itu. Kalau saja Aku tahu siapa pelakunya, lihat saja!
Sebenarnya kami benar-benar tidak ingin hal ini terjadi. Aku memikirkan tentang nasib anakku. Aku hanya bisa berdoa semoga ini semua tidak terjadi. Setelah upaya mediasi yang panjang dan atas izin Tuhan, kami sudah memikirkan untuk rujuk kembali. Terima kasih Tuhan...
Sayangnya...
Waktu itu adalah hari Sabtu. Aku pulang bekerja setengah hari. Dan Aku, temukan sendal yang sama dengan waktu itu. Aku berhasil termakan oleh emosi lagi. Aku cari istriku di dalam......
Dan saat kutemukan.......
Dia sudah tidak bernyawa....
Dia meninggal di samping mayat anakku....
Tapi....
Belum sempat Aku menghampiri jasad mereka....
Seseorang memukul kepalaku dari belakang hingga Aku tak sadarkan diri....
Meski begitu, Aku bisa merasakan apa yang 'pelaku' itu lakukan.
Tubuhku terangkat ke udara....
Lalu, Aku merasakan sesuatu menghalangi pernapasanku..
Aku digantung oleh 'para pelaku' itu....
"Kita menuju ke berita selanjutnya pemirsa. Di Cilegon telah terjadi kasus pembunuhan keluarga. Pelaku yang tidak lain dan tidak bukan adalah sang kepala keluarga sendiri tega membunuh nyawa istri dan anak semata wayangnya yang masih berusia dini. Namun, pelaku telah ditemukan gantung diri pasca melakukan aksi kriminalnya tersebut. Menurut penuturan saksi yang kebetulan lewat ke TKP ia mencium bau anyir darah dari dalam rumah",
Saksi Mata : "Saya gak tau gimana awalnya, tapi waktu Saya lewat kok bau anyir? Untung tuh pintu rumah kebuka, Saya nyelonong aja masuk. Pas liat, eh udah pada meninggal"
Reporter : "Saat itu posisi korban dimana, Pak?"
Saksi Mata : Kalo si Bapak ngegantung di ruang tengah, kalo si Ibu sama anaknya di dalem WC"
"Berdasarkan hasil penelitian Polisi, terdapat sidik jari yang cocok dengan sidik jari si Pelaku"
Polisi : "Kita sudah periksa, pas di cek hasilnya cocok antara sidik jari di pisau sama sidik jari pelaku. Terus ada jejak sepatu yang berasal dari lokasi korban ke lokasi pelaku menggantung dirinya. Hasilnya cocok juga. Jadi kesimpulannya, pelaku menghabisi nyawa istri dan anaknya lalu bunuh diri"
"Para tetangga pernah mendengar pasangan suami istri itu cekcok dalam waktu beberapa hari terakhir. Ada yang menyebutkan bahwa isu perselingkuhan jadi alasan utama sang suami tega menghabisi nyawa istri dan anaknya. Tim liputan, melaporkan dari Cilegon, Banten..."







0 komentar:
Posting Komentar