Kembali ke masa kini...
Dimana cerita sebenarnya di mulai....
"Kita masuk ke dalem?",
"Iya, Reni mungkin ada di dalem ruangan",
"Tapi masalahnya A'.....",
"Hmm? Kenapa gitu?",
"Nggak ada orang sama sekali A'. Apalagi, ada beberapa ruangan yang dikunci",
"Bukannya kita punya kunci?",
".....Eh iya-ya? Aduh...lupa Saya, hehehe....",
"Hhh...hayu atuh! Urang asup ayeuna!", misi dimulai...
Jaka dan Raka masuk ke dalam rumah. Tentu saja lewat pintu belakang. Jaka memberitahu Raka pintu mana saja yang terkunci. Kenyataannya hanya 1 pintu saja yang terkunci, yaitu pintu menuju ke ruang bawah tanah.
"Kamu yakin ini aja?", tanya Raka,
"Mmmm....iya A", jawab Jaka,
"Kayak yang kurang yakin gitu? Beneran udah semua?", tanya Raka sekali lagi,
"Ah...emm...ehh.....ada 2 pintu di lantai atas yang belum di cek sih....",
"Kalo gitu ayo kita kesana!", Raka pergi meninggalkan Jaka. Masalahnya, ada salah satu ruangan yang paling ditakuti oleh Jaka. Tanpa pikir panjang, mereka langsung naik ke lantai atas.
"Sok, mana yang belum?",
"Ehhh....... t-t-t-tinggal yang di kanan aja....", Raka pergi ke pintu dimana Jaka pingsan, "Awas A!", Raka baru saja memegang gagang pintu,
"Kenapa? Ada apa emang?",
"Ah.....emmmm.... a-a-a-a-ada.....",
"Hah! Lama....",
KRIIITT....
Raka masuk ke dalam ruangan. Jaka menyusulnya...
Dia melihat apa yang terakhir kali ia lihat sebelum tak sadarkan diri,
"WAAAHHH!!!!",
"Jak?",
"Eh?....A' Raka?", Raka muncul dibalik sosok perempuan yang ada di tengah ruangan, "Kok Aa' bisa ada dibelakang jurig éta?",
"Jurig? Jurig apanya? Orang boneka doang", ada sebuah boneka yang dipasang wig dan didandani supaya terlihat menyeramkan, "Kamu pingsan gara-gara ini?", malu-malu Jaka mengangguk, "Hhh.... malu-maluin aja Kamu jadi cowok téh... Udah kita cari sesuatu disini!",
"I-I-Iya A", saat ini mereka ada di dalam gudang. Ada banyak sekali kardus-kardus di dalamnya. Satu persatu mereka membuka kardus-kardus itu.
Kardus pertama...isinya baju-baju pria dan wanita dewasa juga pakaian adat tradisional setempat. Seperti kebaya, kain, baju pangsi dan lainnya.
Kardus kedua...isinya konde dan peralatan untuk atraksi kuda lumping. Bahkan ada banyak senjata tajam seperti golok, clurit, keris dan kujang.
"Sepi pisan A", kata Jaka,
"Kenapa? Takut?", sindir Raka,
"Ah..mmm....nggak....", balas Jaka,
"Jangan takut jadi cowok mah. Harus berani!",
"Siap A!", mereka lanjut membongkar kardus-kardus itu.
Kardus ketiga, isinya berkas-berkas yang tidak penting. Hanya tagihan listrik dan air yang jumlahnya banyak. Ada juga struk belanja yang disimpan disana. Terus, kwitansi pembayaran barang. Hanya itu saja.
Kardus keempat... inilah kardus yang paling besar dan paling berat. Ini adalah kardus terakhir yang ada disini.
"Berat gini apa isinya ya, A?", tanya Jaka,
"Hmm....nggak tau atuh. Saya punya firasat nggak enak euy..",
"Ya udah, kita buka...", Raka mengangguk,
"Bismillahirrahmanirrahim...", ucap mereka berdua sembari merobek lakban....
"Baju siapa ini?", ada banyak sekali baju yang sangat kotor dan.....
Berdarah...
"Ada darah, A", kata Jaka,
"Jangan-jangan ada sesuatu yang disembunyikan di bawah sini nih...", kata Raka,
"Atau mungkin.... potongan tubuh manusia A", Raka tertegun,
"Hah? Nggak salah Kamu?",
"Serius A! Ternyata ada banyak potongan tubuh manusia disini. Nggak cuma itu, mayat yang baru mati aja ada lho!", Raka merinding. Menurutnya semua energi negatif yang selama ini ia rasakan berasal dari arwah mayat pemilik potongan tubuh itu, "A, apaan tuh?", Jaka menemukan sesuatu di dasar kardus....
"Astaghfirullahaladzhim!/Allahuakbar!", ucap mereka berdua. Tiga buah potongan kepala ada di dalam kardus. Yang satu wajahnya sudah hancur, sisanya hampir menjadi kerangka, karena masih ada sisa-sisa kulit dan dagingnya,
"TUTUP, JAK! TUTUP!!", Raka menyuruh Jaka untuk segera menutup kembali kardus itu. Mereka menaruh kardus berisi kepala itu dan bergegas keluar ruangan...
"Hah...Hah...Hah...Bener Kamu Jak...Kok bisa ya ada potongan tubuh disini?", tanya Raka,
"Kurang tau atuh A...Hh.Hh...mmm...mungkin...jawabannya ada di buku merah", Jaka mengeluarkan buku merah yang ia temukan. Ukurannya sih, pas di saku...
"Hmm... isinya apa emang?",
"Sekilas sih sejarah keluarga Gandasasmita...",
"Wah! Boleh juga tuh... Simpen dulu aja. Kita harus cari Reni dulu...",
"Iya A..".
Sekarang, ruang terakhir di lantai 3...
"Kunci dibawa?", Jaka mengeluarkan satu set kunci yang ia temukan sebelumnya. Raka yang membuka pintu...
CEKLEK.. KRIIITT...
"Nggak dikunci....", hanya sebuah ruangan kosong dengan lilin sebagai penerangan,
"Wooo....hayu A!", mereka masuk. Di depan mereka ada foto yang diduga Abah dan Emak. Pria paruh baya berbadan gemuk dengan rambut pendek dan wanita seumuran dengan gaya rambut disasak. Mereka memakai pakaian tradisional. Jaka membuka buku merah,
"Ini kayanya Pak Gandasasmita sama Ibu Marsinah...Abah sama Emak...", kata Jaka,
"Jadi kayak gini mukanya... Saya sih udah tau wataknya Abah. Beliau ini baik di satu sisi, tapi di sisi lain Beliau sangat keras terhadap anak-anaknya...sebentar.....", Raka duduk bersimpuh. Mungkin ada yang mau berkomunikasi dengannya. Jaka celingukan melihat sekeliling. Dia mulai merinding sekarang.
Beberapa saat kemudian...
"Udah...Saya tau sekarang...",
"Hah? Apanya A?",
"Kita ke ruangan bawah tanah...", setelah itu...
CETEKKK... CETEKKK... CEKLEK... KRIIITT....
"Poék A..", kata Jaka,
"Tong sieun! Kudu wani lalaki mah! Hayu!", masuklah kedua laki-laki itu. Tidak ada seberkas sinar yang pernah Raka lihat terakhir kali. Untung, masih ada korek gas milik Jaka. Sayangnya jarak pandangnya terbatas,
"Kesini...", Raka berjalan ke pojok ruangan. Dia meraba-raba tembok....
DREKK!!
"Ini dia....",
"Apa itu A?", Raka menemukan sebuah manuskrip di balik tembok bata. Raka langsung membakarnya, "Kok dibakar A?", tanya Jaka,
"Jawabannya ada di buku... sekarang.. Kita pergi...",
"Terus...soal Reni?",
"Kamu tau sendiri kan Reni nggak ada? Sekarang jangan banyak tanya! Kita nggak punya banyak waktu, Oke?", Ya...Jaka emang cerewet dan itu sangat menggangu. Sekarang mereka akan pergi keluar dari rumah itu....
Sambil berlari, mereka keluar dari halaman rumah. Mereka berpacu dengan waktu sebelum sesuatu yang buruk terjadi pada Reni.....
Dari kejauhan ada sebuah cahaya yang menyilaukan mata mereka....
VROOOOMMMM!!!!
BAAAKKKKK!!!!!








0 komentar:
Posting Komentar