9.5.19

S03E03 : Buas Part 3

Apakah perjalanan menuju pulau Buaya akan berjalan dengan lancar?
Akankah mereka sampai ke tujuan dengan selamat?


SROKKK!! SROKKK!! SROKKK!!
Suara perahu yang dikayuh melintasi sungai. Tim nya Firman sedang dalam perjalanan menuju pulau Buaya. Suasana sungai yang tenang di sore hari mengiringi perjalanan mereka.

"Don, masih jauh nggak?", tanya Firman,
"...Kayanya masih agak jauh, Man",
"Berapa jauh?", Don memprediksi jarak yang harus ditempuh untuk sampai ke pulau Buaya,
"Paling...10 menitan lagi..",
"Oke!", perjalanan berlanjut.

Anggota tim yang lain ada yang melihat-lihat pemandangan sungai. Ada yang Bermain-main air dan ada yang sedang mengobrol. Terutama, cewek-cewek.

"Heh!!", Gina terkejut saat ia sedang bermain air,
"Uuuhhh......apa sih, Ta?", Tata cekikikan. Dia senang bisa menjahili temannya,
"Jangan ngelamun!....Nanti dimakan buaya, mati Kamu..."
"Hush! Jangan seenaknya tau!! Gak lucu tau nggak?", Gina menggembungkan pipinya. Wajahnya tampak menggemaskan,
"Hihihi...enak ya jadi cewek cantik...mau di apa-apain, tetep aja cantik mukanya...",
"Iiiihhhh.... apaan sih?", Tata mulai tertawa terbahak-bahak. Canda tawa kedua gadis itu mengundang perhatian orang lain,
"Wah...kayaknya...asik banget ya, Ma?", tanya Apri kepada Yama,
"Yaaaaa...... namanya juga perempuan.....kita, laki-laki, kalo kayak gitu, disangka banci...", Yama dan Apri tertawa.

Sekarang, situasi tidak hening lagi. Tim Firman menyibukkan diri dengan saling mengobrol satu sama lain. Saat sedang asyik mengobrol...

"Man! Pulaunya kelihatan!!", Don memberitahu Firman bahwa tujuan mereka sudah dekat,
"Sip! Ayo semua! Tetap semangat mengayuh perahunya!!",
"YAAAAA!!"
"WUHUUU!!!", Firman menyemangati anggota timnya. Perahu mereka melaju semakin kencang...





























DUKKK!!
"Eh? Apaan tuh?"
Fendi tak sengaja memukul sesuatu di dalam air. Dia merasa bahwa dayungnya mengenai sesuatu. Namun, Fendi mengabaikannya.
"Ada apa, Ndi?", tanya Wayan,
"Ah...nggak...nggak apa-apa...", entah mengapa firasat Wayan tidak enak.
Sementara itu, Apri terus bercermin pada air sungai. Dia memperbaiki penampilannya. Yama yang melihat kelakuan temannya bertanya,
"Ngapain, Pri? Muka pas-pasan gitu? Sok-sok'an ngaca...",
"Yoi. Saya kan...harus kelihatan gan..."












































"AAAAAAAAAHHHHHHHHHH!!!!", perahu yang ditumpangi Apri, Wayan, Fendi dan Yama diserang oleh seekor buaya,
"DON! KAMU PERGI DULUAN!!!", Don yang membagi perahunya dengan Tata, Ema dan Gina, pergi meninggalkan perahu Firman, Maria, Rendra dan Leto,
"TOLONG!! TOL....."
Apri diseret ke dalam air, sementara Yama, Wayan dan Fendi berhasil berenang menjauh. Firman mulai mengeluarkan pistolnya.
DORRR!! DORRR!!
Tembakan Firman tidak membuahkan hasil. Maria dan Rendra mengayuh perahu, sementara Leto,
"Saya mau lompat ke bawah!!"
"JANGAN!!! JADI JAGOAN BOLEH, TAPI DIPIKIR DULU SEBELUM BERTINDAK!!!!", Firman mencegah Leto yang hendak menceburkan diri ke air.

Apri tidak tertolong...





























Ketegangan belum selesai, makhluk amfibi berbahaya itu mulai mengejar perahu Firman dan Don.
"AYO!! SINI KAMU!!! MAJU KALO BERANI!!!!"
Leto menantang buaya itu. Otomatis, hewan buas itu mulai mendekat. Buaya semakin dekat...makin dekat...lalu...
"HIYAAAAAHHHH!!!!"
"LETO JANGAAAAAAAAAANN!!!!!"
JRATTTT!!!
"GRRRRAAAA!!!!"
BYUURRR!!!
"TO!! LETOOOO!!!!!"

Leto mengeluarkan pisau dari saku celananya, lalu ia melompat keluar dari perahu dan menusuk punggung si Buaya. Buaya itu berontak dan menenggelamkan si pemuda. Perjalanan menuju ke pulau Buaya terhenti sejenak. Firman memperhatikan keadaan perairan yang hening...









































DRRAAASSSS!!!!
"MAAAANNNN!!!!"
BRPPPPP!!
DRRAAASSSS!!!!
"TEMBAK BUAYANYA MAAAAANNNN!!!!"
Leto bergulat dengan hewan predator tersebut. Pertarungan antara manusia dengan hewan pun terjadi di dalam air. Firman menuruti apa kata Leto. Dia berusaha mencari titik kelemahan sang predator. Lalu...
DORRR!!!
CRATTT!!!
GRRRAAAAHHHHH!!!
JRATTTT!! JRATTTT!! JRATTTT!!
"TO!! AYO NAEKK!!!", Leto menusuk predator air itu secara membabi buta. Setelah puas, Dia melompat dari punggung si Buaya, tepat ke atas perahu.
Sungguh fantastis...

Predator air itu mati setelah mendapat luka yang serius. Tim Firman berhasil melalui teror itu. Sayangnya, tim itu harus kehilangan salah satu anggotanya. Beruntung, jarak antara bibir pulau dengan tempat kejadian tidak terlalu jauh. Jadi, Wayan, Fendi dan Yama berhasil berenang sampai ke bibir pulau. Don menepikan perahunya, disusul dengan perahu milik Firman.

"Yang lain aman?", Maria membantu Firman memeriksa keadaan anggota timnya,
"Semua aman", kata Maria.
Firman mengangguk. Lalu, Leto menghampiri Firman,
"Hehe... hebat kan Saya?",
"Jangan seenaknya, Kamu!", kata Firman sambil menepak dadanya Leto,
"Kamu nggak sayang nyawa, Hah?!"
"Ckckck...gimana sih? Jadi Polisi kok, nggak tau terima kasih? Heh, dengerin ya? Kalo Kamu diem aja, si Fendi, Wayan sama si Yama bakalan mati tau gak?", Leto berlalu.
Dia berjalan menghampiri Don dan mengajaknya untuk langsung masuk ke dalam pulau.
"Don!!", Don membalikkan badannya,
"Ayo! Kita harus cepet-cepet!", Don mengacuhkan Firman.
Anggota Karang Taruna menyusul Don dan Leto ke dalam pulau, sementara Firman dan Maria tetap berdiri di pantai.
"Gimana nih, Man? Aku ragu sama mereka...", kata Maria,
"......Yaaa...apa boleh buat? Kita kan cuma punya mereka? Pokoknya, Aku mau awasin terus si Leto. Dia punya sikap yang jelek", Maria mengamini ucapan Firman dengan anggukan kepala. Kedua Polisi itu mulai memasuki pulau Buaya...

To be continue...

0 komentar:

Posting Komentar