19.1.19
Home »
Crime
,
Dark
,
Misteri
,
Psycho
,
Season 2
,
Story
,
Thriller
» S02E02 : Selamat Datang di Hutan Part 1
S02E02 : Selamat Datang di Hutan Part 1
Kalian suka traveling?
Dimana tempat yang paling kalian suka untuk traveling?
Gunung?
atau...
Hutan?
Apa yang terjadi jika perjalanan traveling kalian tidak semulus yang diharapkan?
Seperti cerita yang satu ini...
VRRRROOOOMMMM!!!
"Ayo, Der! Lebih cepet lagi! Ntar keburu macet di jalan lagi!",
"Ya, sabar Ram. Gua lagi bawa secepet mungkin",
"Iya nih biar bisa ngediemin bacotnya si Rama", kami tertawa terbahak-bahak,
"Apa lu, Her? Macem-macem sama Gua, HAH?!",
"Ribut aja terus! Ganggu mulu lu berdua!",
"Lu tidur mulu perasaan, Do? Gara-gara lu juga kita terlambat! Kalo aja lu nggak susah dibangunin kita bakalan bisa nyampe disini lebih cepet tau GAK?",
"Bacot lu, Ram! Gua..TAMPOL LU!!",
"WOOIII!!! BISA GAK DIEM BENTARAN?!! Lu juga Ram! Jaga mulut lu! Bacot aja digedein, giliran nyali dikecilin", kami tertawa terbahak-bahak lagi.
"Iya deh iya... Gua diem...Puas LU!!"....
Kemudian...
TIN-TIIIINNN!!!..TEEEEETTT!!!...TELOLET-TELOLEEEETT!!!...
"Tuh kan, kata Gua juga apa? Kena macet kan jadinya. Kalo aja si Edo tidurnya nggak kayak Kebo pasti on time nih!",
PLAAKKK!!
"MAKSUD LU APA HAH?!!", sepertinya salah seorang temanku menampar si 'mulut seribu' hingga memicu pertengkaran.
"WOI!! BERAPA KALI GUA BILANG BUAT DIEM KE LU ELU SEMUA HAH?!! LU SEMUA BEBAN TAU KAGAK?!!", barulah mereka tenang setelah dibentak olehku. Macet yang cukup panjang menghambat perjalanan kami ke tujuan.
15:30 WIB...
BRRRRMMMMM....
"Sampe cuy", ucapku. "Bawa barang-barang seperlunya aja. Jangan sampe ada yang ketinggalan. Apalagi barang berharga kalian",
"YA!", ucap ketiga temanku serentak. Aku parkirkan mobil tepat di depan gerbang masuk.
'SELAMAT DATANG DI HUTAN'
Begitulah tulisan yang terpampang di depan jalan masuk. Aku dan ketiga temanku, yakni Edo alias si 'Kebo', Heri alias si 'iseng' dan Rama alias si 'mulut seribu' akan melakukan ekspedisi di hutan dekat kaki gunung. Selain itu, kami juga akan melaksanakan tugas kuliah mengenai ekosistem hutan.
Sebenarnya kami datang terlambat dari jadwal yang seharusnya kami masuk di siang hari, menjadi sore hari. Sedari awal kami merencanakan semua ini seakan Tuhan pun tidak merestui. Kami hanya bisa berdoa dan berharap semuanya baik-baik saja.
17:55 WIB...
"Hah...Hah...Hah...Masih jauh nggak nih???....Capek banget Gua...", kata Rama,
"Sabar dulu. Bentar lagi nyampe", kataku,
"Perasaan lu ngomong 'bentar lagi nyampe' mulu dah, Der?", balas Rama,
"Ya iyalah orang lu banyak bacot, wajar aja kalo jalannya jadi lama", Aku, dan Edo tertawa dengan lelucon Heri,
"Serah lu dah, Her", ketus Rama.
Tak lama kemudian...
"Sip! Ini dia tempat kemah kita", saat kami tiba di titik perkemahan, rupanya hari sudah gelap. "Berhubung udah gelap juga, kita kerjain tugasnya besok aja. Sekarang, kita bikin tenda dulu", kami putuskan untuk mengerjakan tugas esok hari. Ternyata, pemandangan hutan di kala malam datang, sangat mencekam. Jujur saja, rasanya tidak nyaman tidur di alam bebas seperti ini. Aku takut kalau ada hewan buas ataupun penjarah mendatangi kami di malam hari. Kalau soal mitos-mitos dan hal-hal mistis seperti itu.... aku tidak percaya. Yang namanya mitos bagiku hanyalah sebuah cerita karangan orang dulu.
Setelah mendirikan tenda, Kami membicarakan banyak hal malam itu.
"Jadi rencana besok mau gimana nih, Der?", tanya Edo.
"Oke, lu semua perhatiin baik-baik omongan GUA!", teman-temanku mengangguk tanda setuju. Aku keluarkan peta yang kudapat jauh-jauh hari sebelum ke hutan. Aku dapat itu dari dosenku, "Sekarang, posisi kita ada di tengah-tengah hutan. Kalo perhitungan Gua bener, 2 KM dari sini ke Barat, kita bisa nemuin daun itu",
"Kalo jalan baliknya?", tanya Rama,
"Lu mikirin balik mulu, tugas belon kelar juga", jawab Heri,
"Dah-dah! Jangan ribut dulu!...", situasi kembali kondusif. Aku lanjutkan rencananya, "Kalo soal jalur balik, Gua udah tandain jalurnya waktu kita masuk. Jadi kita kagak usah khawatir. Terus, jangan sampe kita bangun kesiangan, telat dikit makin panas cuacanya, makin capek nantinya waktu kita jalan nanti, paham?", mereka mengangguk, "Nah... sekarang...siapa mau jaga? Kagak mungkin tempat kemah kita gak dijagain. Mesti ada orang yang jaga, takutnya ada hewan buas atau semacamnya yang...",
"Yang pasti bukan Gua. Gua gak bisa!", belum selesai Aku bicara, Rama sudah menolak duluan,
"Kali ini Gua setuju ama Rama", kata Edo. Otomatis tersisa Aku dan Heri yang belum berpendapat,
"Ya udah deh, Her? Lu mau kagak?", tanyaku,
"Asal gantian sama lu dah", kata Heri,
"Sip! Kalo gitu, Gua sama Heri jaga. Rama sama Edo istirahat aja dari sekarang", Edo dan Rama pergi menuju tenda mereka masing-masing, "Do? Lu jangan tidur kek Kebo lu! Inget tuh!", Edo hanya membalikkan badannya saja dan langsung masuk ke tenda.
Pagi pun tiba, kami sudah terbangun dari tidur kami. Tetapi...
"Do?... Edo??... DO, BANGUN!!!",
SREG!...
Edo tidak ada di tendanya,
"Lah, kemana tuh bocah?", tanya Heri,
"Tumben dia kagak ada. Biasanya masih ngorok dia", kata Rama. Kami mencoba untuk berpikir positif,
"Boker kali tuh anak", kataku. "Dah, lu berdua mandi dulu sono!", perintahku pada Heri dan Rama. Kami mandi bergantian, lalu membuat sarapan. Namun, sampai selesai sarapan dan mandi, Edo masih belum muncul.
"Buset tuh bocah, kok belon nongol-nongol, ya?", tanya Heri,
"Apa jangan-jangan dia ketiduran pas lagi boker?", pendapat Rama masuk akal,
"Bisa jadi tuh, Ram. Atau nggak...kita kerjain tugasnya sambil nyari tuh bocah?", saranku,
"Boleh tuh", mereka berdua setuju dengan saran yang Aku berikan.
Sekarang, Kami mencari bahan untuk tugas, sambil mencari Edo. Kami pergi ke tempat yang sudah ditentukan sebelumnya.
"DOOO!!!....EDOOO!!!...DO DIMANA LUUU??!!!", kami pun tidak mendengar suara Edo menyauti sautan kami. Awalnya perjalanan Kami berjalan dengan baik....
Sampai akhirnya Kami diberhentikan oleh pepohonan yang roboh di depan jalan yang harusnya Kami lalui. Masalahnya, itu satu-satunya jalan untuk mencapai tujuan Kami. Rupanya ini semua memang tidak dikehendaki, bahkan oleh Tuhan sekalipun. Mencari dan berdoa, itulah cara kami agar Edo bisa ditemukan. Kami terpaksa mengambil jalan memutar. Tetapi, waktunya tidak cukup bagi Kami untuk pergi ke tujuan. Mengingat bahwa Kami harus mencari Edo juga, ditambah istirahat yang sangat lama siang harinya. Kami putuskan untuk kembali ke perkemahan sambil mencari Edo.
Namun sampai malam pun, ia masih tidak ketemu...
Sudah 3 hari kami disini dan Edo masih belum ditemukan. Persediaan makanan pun mulai menipis. Tugas kuliah pun kami abaikan demi Edo.
"Der, mendingan kita balik aja dah! Percuma kita nyari 3 hari 3 malem si Edo kagak ketemu mulu!",H Heri memintaku untuk pulang. Rasanya percuma saja kami mencoba.
"Hhh...apa boleh buat?... Beresin barang-barang!...Kita cabut sekarang juga. Kita nggak ada pilihan lain. Mendingan, kita lapor ke Polisi waktu udah nyampe di depan gerbang", Kami membereskan tenda dan barang-barang Kami. Tugas kuliah terpaksa kami batalkan dan Kami putuskan untuk pulang.
Dengan berat hati kami pergi, meninggalkan semua barang milik Edo....di tempat perkemahan....







0 komentar:
Posting Komentar