31.3.19

Bonus Story : Jurnal Raka Halaman 3

Halaman sebelumnya...

"Enti angkat ayeuna? (Enti berangkat sekarang?)", tanya sang Kakak tertua,
"Iya, A. Enti harus masuk Subuh. Soalnya Enti harus di ospek", jawab Kinanti,
"Oh enya atuh. Hati-hati nya?", sang Adik mencium tangan Kakaknya dan pamit pergi bersekolah.

Pagi-pagi buta, Kinanti pergi ke sekolah, karena jarak sekolah yang sangat jauh. Rumahnya yang berada di pelosok kampung sedangkan sekolahnya ada di tengah kota. Dia pergi ke sekolah dengan berjalan kaki, karena baik orang tua maupun Kakaknya tidak ada yang mempunyai kendaraan pribadi.

06:06 WIB
"Nani! Dodo! Sekar! Aji! Sarapan!", teriak Enda,
"Asyiiiiikkkk!!! Sarapaaaaannn!!!", kata si kembar. Dodo dan Nani masih agak bermalas-malasan ke ruang keluarga. Mereka sarapan di ruang keluarga. Enda sebagai Kakak tertua memimpin doa. Lalu, mereka mulai menyantap sarapan mereka.

TOK! TOK!... TOK-TOK-TOK!
"Antosan! (Tunggu sebentar!)", baru saja mereka mulai sarapan, ada tamu yang datang ke rumah. Enda meninggalkan ruangan dan segera menemui tamu itu....

"AAHHKK!!",
BRAKKKK!!!
Ada suara benturan keras diluar ruangan,
"Suara apa itu, Teh?", tanya Sekar kepada Nani. Dodo dan Aji juga penasaran dengan suara benturan itu,
"Diem disini! Teteh liat dulu...", Nani pergi keluar ruangan....

"AAAAAHHH!!! GGKKK!!!",
BREKKK!
Anak-anak yang ada di ruangan mulai ketakutan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Kakak-kakak mereka. Mereka bertiga saling berpelukan karena ketakutan...

















































"Kamana yeuh? (Mau kemana?)",
"AAAAAAAAAHHHHHHHHHH!!!!!!!!"








































"Kejadian itu terjadi sehari setelah kematian Saya dan juga Inah. Saat itu, Enti baru saja masuk SMA. Enda sama Nani baru masuk kerja, Dodo baru naik kelas 2 SMP dan si kembar baru masuk kelas 5 SD. Ternyata, Aki melancarkan aksinya. Beliau membantai anak-anak Saya dan memotong bagian tubuh mereka", tutur Pak Sasmi,
"Bentar, berarti potongan kepala yang Saya temuin di gudang....",
"Oh, itu mah beda lagi, Jang. Yang berhasil nemuin potongan tubuh anak-anak Saya itu, temen Kamu......si Jaka", Oh, pantesan si Jaka tau ada potongan tubuh di rumah Pak Sasmi,
"Terus soal mayat di rumah Bapak?",
"Ntar itu mah Bapak kasih tau", Aku ngangguk, "Aki nyimpen potongan tubuh anak-anak Saya di kamar mereka masing-masing. Untung, cuma Kinanti yang selamat. Untung juga...Aki nggak tau kalo Saya masih punya Kinanti. Abis itu, Aki membagi dirinya jadi anak-anak Saya....",
"Bentar, Pak! Punten Saya potong omongan Bapak, berarti...... anak-anak Bapak selama ini.....",
"Itu emang bukan anak-anak Saya...", pantesan kelakuan mereka lebih jahat daripada iblis, "Ki Dalang mengurung jiwa anak-anak dan istri Saya di dalam dirinya. Kalo semua bagian dirinya dimusnahkan, otomatis jiwa orang-orang yang diambil sama Aki bakalan tenang. Kamu juga tau ada banyak arwah penasaran di rumah Saya, ya kan?", ternyata semua energi negatif yang Aku rasain di rumah Pak Sasmi adalah arwah para korban Ki Dalang. Mereka jadi jahat karena berhasil dimanipulasi oleh Ki Dalang,
"Terus....ada nggak cara yang bisa Saya lakukan buat menghentikan Ki Dalang?", tanyaku,
"Ki Dalang merubah wujudnya jadi anak bungsu Saya buat ngawasin bagian-bagian dirinya.  Ki Dalang nggak pernah ngajarin Saya atau Adik-adik seperguruan Saya buat kebal terhadap api. Selain itu, Ki Dalang nyimpen kertas manuskrip 'terkutuk' itu dibalik tembok bata di ruang bawah tanah yang dulu Saya jadikan gudang", sudah kuduga, ada sebuah sumber energi jahat di dalam ruang bawah tanah. Tapi, Aku belum tau lokasinya. Sekarang Aku udah tau.
"Oh ya Pak, gimana kelanjutannya?"











Pada akhirnya, anak-anak Saya dihabisi oleh Ki Dalang. Untuk meninggalkan jejak, Dia potong bagian tubuh mereka dan menyimpannya di kamar mereka masing-masing. Bagian Enda di kolong kasurnya, Nani di dalam kotak sepatu, Dodo, Sekar dan Aji digabungkan dalam satu kotak di kamar si kembar.

Dengan bantuan jin anak buahnya, Dia mengubah kamar Kinanti di lantai 3 jadi gudang, membuang barang-barang Saya dan Inah di kamar Saya yang ada di ruangan paling ujung di lantai 3 dan membuang beberapa barang yang ada di ruang bawah tanah bekas gudang.

Setelah selesai, Dia membagi diri menjadi 5. Bagian-bagian itu adalah gabungan dari energi negatif dan jiwa anak-anak Saya. Maka jadilah, anak-anak Saya seperti yang Kamu kenal. Ki Dalang merubah dirinya menjadi sosok anak kecil berusia 4 tahun sebagai pengawas. Akan tetapi, membagi diri membuatnya menjadi lemah. Lalu, dimulailah kegilaan dan kejahatannya. Berawal dari Nani yang menghabisi nyawa rekan kerjanya, Enda yang mengancam resepsionis di kantor ia bekerja, Dodo yang nyaris menghabisi nyawa teman yang mengejeknya, juga Sekar dan Aji yang menyembelih semua hewan ternak Saya.

Selain itu, banyak sekali petani dan kuncen makam yang diambil jiwanya oleh mereka. Pasca dikeluarkan dari tempat kerjanya, Enda melakukan tugas yang Kamu tahu itu...

"Yang pura-pura kerja tapi ngemis itu Pak?", tanyaku,
"Nah, leres pisan. Kalo Kamu tau alasan Saya menampar Enda palsu waktu itu adalah pura-pura saja. Enda yang Saya kenal seorang yang pekerja keras. Bukan seorang yang pemalas dan sukanya menipu orang. Saya yakin, Enda yang asli ada di dalam tubuh buatan Ki Dalang", tutur Pak Sasmi,
"Berarti orang asing yang Saya lihat bertamu ke rumah Bapak terus gak pernah pulang lagi, berarti mereka di.....", Pak Sasmi mengangguk. Dia paham maksudku. Semua tamu yang datang tidak pernah kembali lagi, karena jiwa mereka diambil oleh Ki Dalang.

Sore harinya...
"Assalamualaikum....", Kinanti pulang dan tidak menemukan adik-adiknya di rumah. Dia cari kemana-mana tapi tidak ada. Dia kira kalau mereka semua masih bersekolah atau bekerja. Tapi, pintu rumah tidak dikunci. Biasanya kuncinya disimpan di pot bunga di samping pintu rumah. Tapi, kali ini tidak. Begitu Dia masuk kamar, Dia terkejut. Kamarnya sudah berganti menjadi kamar. Karena ulah Ki Dalang, semua barang-barang Kinanti ia buang. Kinanti hanya bisa menangis di gudang.

Ba'da Ashar...
Ibu-ibu dari kampung datang buat membantu membuatkan masakan untuk memperingati hari kedua kematian Saya dan Inah. Mereka menanyakan Kinanti soal keberadaan yang lainnya, Nani, Dodo, Sekar dan Aji. Biasanya Nani sudah pulang dan membantu membuat masakan bersama Ibu-ibu. Teman-teman sebayanya Dodo, Sekar dan Aji juga sudah datang ke rumah buat mengajak mereka bermain. Meski begitu, acara masak-memasak pun dimulai dengan bantuan dari Kinanti.

Lalu, Ba'da Isya....
Bapak-bapak dan para pemuda dari kampung sudah berkumpul di rumah untuk acara Tahlilan hari keduanya Saya sama Inah. Awalnya sih lancar........

Tiba-tiba, 'anak-anak' Saya mengacaukan acaranya dengan masing-masing dari mereka mengancam para tamu dengan senjata tajam seperti pisau, golok hingga clurit. Tamu yang ketakutan pun berhamburan keluar rumah begitu juga dengan Ibu-ibu yang membuat masakan tadi. Kinanti marah besar dan meminta penjelasan soal kemana perginya barang-barang miliknya dan juga kamarnya. Namun, Dia malah disiksa dan dipaksa tidur di lantai gudang.

Sejak hari itu, Tahlilan pun tidak pernah diadakan lagi. Kinanti mulai dikucilkan oleh warga kampung. Ditambah lagi dengan kelakuan Enda yang mulai menyalahgunakan ilmu yang Saya ajarkan padanya. Dia mengancam semua orang yang berani padanya. Jika ada yang keukeuh ka manéhna, orang itu akan berakhir tinggal nama saja. Dampaknya, Kinanti bukan cuma dikucilkan, tapi juga diolok-olok....












"Selama 3 atau..... sekarang téh taun sabaraha? (sekarang tuh taun berapa?)", tanya Pak Sasmi,
"2019", jawabku,
"Oh berarti 4 taun nya?", tanyanya lagi,
"Muhun Pak (Iya Pak)", jawabku,
"Nah, berarti udah 4 taun Kinanti putri Bapak anu geulis tersiksa batin dan fisiknya. Selama 4 taun juga Ki Dalang ngumpulin jiwa orang-orang buat ngembaliin kekuatannya. Mungkin, sekarang waktunya untuk kembali", jelas Pak Sasmi,
"Iya Pak. Saya kira udah jelas semuanya. Mungkin.... udah saatnya bagi Saya untuk kembali ke asal Saya",
"Oh enya atuh. Tapi, sebelum Kamu pergi. Saya akan beri Kamu kemampuan Saya",
"Wah! Saya jadi punya ilmu kebal Pak?",
"Mmmm....gak juga sih...", Hah? Terus ngapain atuh Bapak bilang begitu kalo kenyataannya gak ngasih Aku ilmu?, "Pokona mah, ada satu kemampuan tersembunyi Saya yang tidak pernah Saya beritahu pada orang lain....", Pak Sasmi memberiku kemampuannya. Ia berpesan bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan keluarga itu adalah dengan cara dibakar......

Aku kembali ke dunia. Aku terbangun dengan luka yang masih membekas akibat tabrakan tadi. Disampingku Jaka masih tidak sadarkan diri. Aku bangunkan Dia dan kami mulai tugas Kami.

Aku tanya Jaka siap keberadaan yang lainnya. Dia bilang panjang lebar, ujung-ujungnya Reni sama Kinanti mau ditumbalin. Oke, mungkin Ki Dalang mau ngambil jiwa mereka juga. Tanpa basa-basi, Aku sama Jaka nyari minyak tanah buat ngebakar mereka. Untung kita nemu banyak di garasi. Kita pake semua bukan cuma buat ngebakar mereka, tapi juga rumah Pak Sasmi. Menurutku dengan membakar rumah ini, tidak akan ada lagi kejahatan yang semacam ini.

Pertama-tama, kita guyur seisi rumah pake minyak tanah, abis itu kita OTW ke tempat ritual,
"Jang, cobian ka makam", suara Pak Sasmi memberitahuku lokasi ritualnya. Ternyata bener kata beliau, keluarga itu udah hampir mulai proses tumbal nyawanya.
BYUURRR!!!
Aku sama Jaka guyur mereka semua pake minyak tanah. Aku minta Jaka buat lari zig-zag biar si bocah gak bisa pake kekuatannya. Udah agak jauh, kita lari normal. Aku minta Jaka buat ikutin Aku, soalnya Aku mau ngejebak keluarga itu. Aku pura-pura salah jalan buat ngasih kesempatan si bocah buat muncul. Beruntung, semuanya berjalan sesuai rencana. Si bocah ngelempar Kita, Aku buang sisa minyak tanah di botol, nabrak pohon, pura-pura pingsan, di rempug (kepung), lalu...

BURST!!
Keluarga itu terbakar menjadi abu. Kita pergi, bebasin Reni sama Kinanti, masukin mereka ke mobil, terus eksekusi terakhir. Aku sempet bingung, gimana caranya buat ngebakar rumah Pak Sasmi sementara korek gas Jaka udah habis.
"Kita ambil-ambilin lilin aja A! Lumayan tuh",
"Oh heeh nya? Hayu lah!", kita nyari semua lilin yang ada di rumah. Selama Aku nyari lilin. Pak Sasmi ngajak Aku buat komunikasi,
"Jang, omat... (ingat) Ki Dalang mau datang", katanya,
"Siap, Pak. Punten, ieu bumina (Maaf, ini rumahnya) Bapak Saya bakar, wios (nggak apa-apa)?",
"Mangga (silahkan).", Pak Sasmi sudah memberi izin. Beliau juga tidak mau ada kejahatan yang sama seperti ini kedepannya.

Waktu kita mau ke dapur....
Muncullah penjahat utama Kita....
Ki Dalang Ahmad...
Pas Aku ngomong, Aku nggak ngerti kenapa Dia manggil Aku "Sasmi". Mungkin karena Aku punya kemampuannya Pak Sasmi. Tiba-tiba, dengan satu jentikan jari, rumah Pak Sasmi terbakar. Disitulah awal pertarungan finalnya.

Ki Dalang memukul Jaka ke ruangan keluarga dan Dia terjebak di dalam. Aku berhadapan sama Ki Dalang sekarang. Kita bertarung satu sama lain, namun Aku tidak terlalu kuat untuknya. Lukaku yang belum sembuh ditambah oksigen yang minim gara-gara kebakaran mempersulit keadaanku. Aku terkapar di lantai dengan kaki Ki Dalang di tenggorokan. Dia mengejekku sambil terus mencekikku.

Beruntung, gema tahlil diluar rumah menyelamatkanku. Aku bisa melihat kekuatan Ki Dalang melemah. Ini kesempatanku. Aku buat Ki Dalang semakin lemah tak berdaya. Lalu, Aku lakukan pengusiran terhadapnya. Beneran susah banget. Aku masih belum baikan plus oksigen yang menipis mempersulit prosesnya. Ki Dalang juga terus ngelawan biar nggak diusir. Tapi, gak tau kenapa ada satu kekuatan dalam diriku yang membantu Aku buat ngusir Ki Dalang. Beruntung, Aku cukup kuat buat ngusir Dia. Dia berubah-ubah wujud selama pengusiran sampe akhirnya, wujud iblis nya keluar. Ternyata, Ki Dalang ini sejenis jin ifrit yang nyamar jadi manusia buat dapetin kekuatannya lagi abis dipanggil sama orang. Aku sempet pergi ke masa lalu jin ini waktu ngusir Dia. Singkat cerita, si ifrit musnah dan Jaka selamat. Terus, ada warga yang ngebantuin kita pergi dari rumah. Dan berakhir sudah.

Ada banyak sekali warga yang berkumpul di rumah Pak Sasmi. Mereka disuruh Pak RT dan Pak Ustadz yang dipaksa jadi penghulu kata Jaka. Kayanya, beliau begitu waktu Enda mau maksa Reni nikah sama Dia. Tapi untungnya, Jaka sama Enti nyelametin Reni. Aku sama Jaka ngejelasin apa yang terjadi. Bahkan sampe waktu Aku ketemu sama Pak Sasmi. Mereka juga percaya, bahkan ada salah seorang Ibu-ibu yang ngeliat sosok Kakek-kakek ngebunuh anaknya dengan cara dicekik. Anak si Ibu adalah muridnya Pak Sasmi. Sosok itu pergi setelah mengambil jiwa anak si Ibu.

Kemudian, Aku, Jaka, Reni sama Kinanti diobati di Puskesmas di kampung. Kita berempat pamitan dan pergi dari kampung itu. Aku anterin Jaka sama Kinanti ke kontrakan Jaka. Karena Kinanti gak punya apa-apa dan siapa-siapa, Dia tinggal sama Jaka. Yaa... semoga gak ada yang aneh-aneh. Terlebih, Kinanti juga punya kemampuan yang sama kayak versi jahat dari anak-anak Pak Sasmi. Aku berasumsi kalau mereka memasukkan sedikit energi negatif mereka ke dalam tubuh Kinanti. Tapi untungnya, Kinanti ini kuat...eh...bukan. Kebal lebih tepatnya. Ada satu keunikan tersendiri dalam dirinya. Mungkin trauma psikis membuatnya menjadi lebih kuat.

Yaa... kayanya sih segitu aja yang bisa Aku kasih tau ke kalian. Pada akhirnya, Aku sama Reni resmi jadi pasangan suami istri. Dan hidup bahagia selamanya....

Oh ya, Aku lupa....
Waktu malam pertama, Aku bermimpi didatengin Pak Sasmi. Disitu beliau dateng bersama keluarganya. Bu Inah, dan anak-anaknya yang asli. Aku terkejut waktu liat muka aslinya Nani, Dodo sama Sekar. Nani cantik banget mirip Bu Inah. Dodo tampak berwibawa kayak Pak Sasmi dan Sekar yang mukanya imut banget. Mereka berterima kasih kepadaku dan mendoakan agar rumah tanggaku langgeng....

Dan satu lagi...
Jaka bilang, katanya Dia udah ngelamar Kinanti...
































Yap, itu tadi penjelasan cerita "Cinta Akang" yang masih belum terungkap. Sekaligus penutup sebenarnya dari Season 2 ini. Terima kasih atas kunjungan dan dukungan kalian.
Sampai jumpa di postingan berikutnya...
-Author

0 komentar:

Posting Komentar