15.8.19

S03E09 : Cerita Dewasa

Selamat malam Jum'at...
Menemani malam Jum'at kalian, nikmati cerita pemuas fantasi kalian malam ini...





Cerita 1 : Tinggal dengan Bibi

Semenjak ditinggal mati oleh orang tuaku, Aku mulai tinggal bersama Paman dan Bibi. Bagiku, mereka sudah menjadi orang tua kedua. Mulai dari Aku lulus SD sampai di pertengahan SMA, Paman selalu berada bersamaku. Sampai suatu kecelakaan, merenggut nyawanya. Sekarang, tinggal Aku dan Bibiku saja di rumah. 

Sepulang sekolah, Aku sering mengintipnya di kamar. Dia tahu kalau Aku berada diluar kamarnya. Hingga akhirnya, ia mengajakku untuk masuk. Sampai Aku lulus SMA dan mulai masuk universitas, Aku selalu melakukan 'hal' yang sama. Sampai suatu ketika....

Hihihi...
Aku terbangun dari tidurku. Dan kudapati Bibiku sudah berdiri di depan kasurku. Dia selalu bilang kalau dia selalu merasa kesepian. Ia mengatakannya mulai seminggu setelah Paman meninggal. Sejak Aku kuliah, kalau Aku sudah mendengar suara tertawa 'kuntilanak'-nya Bibi, itu artinya dia minta 'ditemani' tidurnya.

Selama 4 sampai 5 tahun Aku menemani Bibiku. Sekarang, Aku sudah mulai bekerja. Aku punya kehidupanku sendiri. Tapi, sebagai keponakan yang bertanggung jawab, Aku juga menyisihkannya untuk Bibi. Karena Aku masuk shift, jadi Aku hanya bisa menemaninya saat Aku masuk shift pagi dan siang.
Hihihi....
"Aku datang...",





























































Aku terus-menerus melakukan 'hal' itu, sayangnya Aku sadar kalau Bibi sudah meninggal seminggu setelah Paman meninggal....

Sehari setelah Paman meninggal, Aku lihat Bibi tampak depresi di kamarnya. Aku ajak dia bicara dan menyuapinya. Setiap malam, Aku mendengarnya menangis sesenggukan. Aku coba untuk melihat kondisinya. Dan...............



















Betapa terkejutnya Aku ketika melihatnya berusaha untuk menusuk dirinya sendiri. Beruntung, Aku bisa mencegahnya dan menenangkannya. Itu terjadi sampai tepat di hari dan malam ketujuh.......



















Aku terlambat.......
Dia sudah meregang nyawa.....
Tubuhnya bersimbah darah dengan luka tusukan di pergelangan tangan dan perutnya.....

Aku sedih dan bingung harus bagaimana. Aku benar-benar hidup sebatang kara sekarang. Hanya para tetangga yang berbaik hati kepadaku dengan memberiku makan dan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Aku sering mendengar suara tertawa 'kuntilanak'-nya Bibi dan terkadang, suara tangisnya. Aku tahu kalau Aku berhalusinasi. Setiap kali Aku melihat kamar Bibi, dia selalu berada disana dan memintaku untuk masuk. Dia hanya memintaku untuk tidur di kamarnya. Setelah itu, dia pergi. Aku sendiri merasa tidak nyaman tidur di kamar Bibi karena kasurnya yang keras dan suhu ruangannya yang sangat dingin. Tapi, demi Bibi akan kulakukan.














Cerita 2 : Penguntit


KRIIKK-KRIIKK!!.. KRIIKK-KRIIKK!!.. KRIIKK-KRIIKK!!.. KRIIKK-KRIIKK!!..

TAP!.TAP!.TAP!.TAP!.TAP!.TAP!.TAP!.

"Pokonya Aku harus pulang! Jangan sampe ngeliat apalagi ketemu 'dia'.", Seorang wanita tengah berjalan di malam hari menyusuri jalanan yang sepi dan gelap. Tampaknya, dia ketakutan. Seperti sedang menghindari seseorang...
Atau...
'Sesuatu'...

Hanya lampu jalan yang menerangi. Selebihnya hanya... kegelapan. Sesekali, ia menengok ke belakang. Memastikan kalau perjalanan pulangnya baik-baik saja.

Butuh sekitar 40 menit untuk sampai ke apartemennya. Ia tinggal di sebuah apartemen berlantai 10. Kamarnya ada di lantai 6, nomor 66. Sebuah angka yang mengingatkan kalian pada 'sesuatu yang jahat'.

Sesampainya di apartemen, dia bergegas menanggalkan pakaiannya dan pergi mandi. Suara air dari shower membuat suara lainnya tersamarkan. Dia sengaja melakukannya untuk mengusir rasa takutnya. Namun...
Itu salah...

KRIIINGG!!.... KRIIINGG!!!...
Dia mematikan shower sejenak. Terdengar suara ponsel yang berdering. Dia bergegas mengeringkan tubuhnya dan menjawab telepon tersebut.

"Halo?",
"Fay?",
"Oh, kamu ternyata. Ada apa?", sepertinya itu suara dari seorang lelaki yang ia kenal,
"Umm... Aku boleh nginep di apartemen kamu nggak?",
"Boleh. Pintunya dikunci, ya? Langsung masuk aja",
"Oke. Aku kesana",
"Ya. Ditunggu ya?",
TUT!

Wanita itu beranggapan kalau itu adalah hal yang baik. Karena ia tinggal sendiri dan dengan adanya kabar tentang 'penguntit' yang santer terdengar dewasa ini, membuat kehadiran teman lelakinya ini sangat berharga.

Dia sedang berganti pakaian saat teman lelakinya ini tiba.
"Fay?",
"Masuk aja Tommy! Nggak dikunci, kok", nyatanya lelaki itu bernama Tommy.
"Aku masuk!", lelaki itu masuk ke dalam kamar. "Sorry kalo Aku ngerepotin", lelaki itu melepas sepatunya.
"Ya nggak apa-apa. Aku seneng banget bisa ditemenin sama kamu", lelaki itu langsung duduk di kursi di ruang tengah. Dengan berbalut mantel tidur (ya apapun itu namanya) ia keluar dari ruang tidur. Wanita itu seperti berusaha untuk menggoda lelaki itu. Hingga sampai pada saat pasangan itu duduk di kursi yang sama, dengan posisi si wanita dipangkuan lelaki itu dan saling berhadapan.

"Aku seneng bisa ditemenin kamu", ucap si Wanita dengan nada berbisik,
"Ya... Aku juga..", balas lelaki itu dengan nada yang sama,
"Aku kesepian tinggal sendirian", goda wanita itu,
"Emangnya kamu nggak minta temen kamu buat tinggal bareng gitu?", kata sang lelaki,
"Mereka semua udah punya suami. Kalo Aku...", wanita itu sedikit menunjukkan tubuhnya kepada sang lelaki, "Masih sendiri...", dia berbicara dengan nada berbisik...lagi..
"Kenapa nggak cari pacar aja?", tanya lelaki itu,
"Mmm....", Wanita itu mendekatkan mulutnya ke telinga sang lelaki, "Aku mau sama kamu, Tom", sepertinya mereka akan melakukannya......














"Kamu yakin mau sama Aku?", tanya sang lelaki,
"Kenapa emang?", tanya wanita itu, "Kamu kan....", dia mulai membuka kancing baju lelaki itu satu persatu, "Ganteng... Hot banget... Aku... jadi 'pengen'...",
"Hehehe...kamu yakin?", jarak antara kedua mulut mereka sudah sangat dekat...













































TOK-TOK-TOK!!!
"Masuk!", ucap si Wanita.
BRAKK!!!
"FAY, JANGAN DEKETIN DIA!!",
"Tommy?", Hmm...ada 2 orang lelaki yang sama di dalam satu tempat. Itu membuat si wanita kebingungan. Ia mendekati Tommy yang tengah berdiri di depan pintu. Kemudian, Tommy yang tengah duduk di kursi bangkit dari tempat duduknya dan bilang,
"Hehehe... Aku kan udah bilang..... Emang kamu mau sama Aku?",

























BLAAAMM!!!
AAAAAAAAAHHHHHHHHHH!!!!!!











































































Tommy yang duduk itu adalah...






0 komentar:

Posting Komentar