22.8.19

S03E10 : Buas Part 9

"Tata?", semua orang terbelalak melihat Tata. Sesuatu yang buruk terjadi padanya. Melihat ini, Leto sangat marah,
"...Rrrrhhhh.........GOBLOOOOKKKKKK!!!!!!", dengan gegabah ia langsung mengeluarkan pisau lipatnya dan mengarahkannya kepada Tata,
"To-To-To JANGAN TOOOOOOOO!!!!!!!!"

JRAATTTTT!!!!!






"HAHHH?!.....Hahhhh??.....Hahhhhh......AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!",
"GOBLOKKK!!! LIHAT SEKARANG!!! GARA-GARA KETELEDORAN KAMU, KITA SAMPE HARUS KEHILANGAN SI TATA TAU NGGAK!!!!!", Firman yang kehilangan kendali diri sontak memukul wajah Leto setelah Ema berteriak histeris. Leto mencoba untuk membunuh seekor Kalajengking dan Tarantula yang baru selesai menyantap kepala Tata. Bukannya mengenai hewan-hewan itu, pisau Leto malah menancap di kepalanya Tata. Lubang di dahi Tata bekas gigitan Tarantula ditambah pisau yang menancap di kepala sama dengan akhir hidup dari gadis pemberani itu. Setelah dipukul oleh Firman, Leto yang dikenal badass langsung ciut. Dia syok berat, bahkan lebih berat daripada syok yang dialami Ema. Pasca kejadian mengerikan itu, semua orang bersedih. Dengan turunnya hujan, suasana semakin terasa menyedihkan. Seakan Bumi pun turut menangisi kepergian Tata.

Sementara itu...
Jauh di dalam hutan...

"Hah...Hah....Hampir aja kita mati, Gun?",
"Hahhh....ya Tur, kalo kita gak gerak cepet tadi, kena tuh piso ke punggungku...",
"Ya...Hah...Hahh...", 2 orang pria paruh baya yang diketahui bernama Gungun dan Fatur nampaknya seperti baru saja dikejar oleh seseorang yang hendak membunuh mereka. Tak lama kemudian,
"Gungun? Fatur?", seseorang muncul dari kegelapan dan menghampiri kedua pria itu,
"Ya, Mbah...", mereka membungkuk tanda memberi penghormatan,
"Gimana? Berhasil?", tanya pria misterius itu,
"Hehe...berhasil dong Mbah!", balas Fatur sambil menyeringai bangga,
"Hahaha...bagus! Kerja bagus! Sekarang, kalian siapin persiapan untuk ritualnya! Kalian paham?",
"Ya Mbah!",
"Bagus! Sekarang pergi!", dan ternyata...

Gungun dan Fatur adalah...





































































Siluman Kalajengking dan Tarantula...
Setelah mereka pergi, pria misterius itu menampakkan dirinya dari kegelapan dan tersenyum dengan sinis...

Singkatnya, setelah hujan mulai mereda, jasad Tata dimakamkan di sebelah pohon dimana ia beristirahat. Dengan tumpukan tanah dan dedaunan, jasad gadis itu bak ditelan oleh Bumi.

"Ta, Aku tahu...Kamu orangnya berani, tegas juga bijak. Maaf kita gak bisa makamin Kamu dengan layak. Cuma ini cara kita biar Kamu bisa tenang. Semoga Tuhan menerima Kamu disisi-Nya......Amin...", begitulah kalimat perpisahan yang diucapkan Firman, sebagai perwakilan dari teman-temannya Tata. 
Di belakang Firman, para gadis saling merangkul satu sama lain sambil mencoba untuk menenangkan diri. Don tertunduk lesu, Rendra memegang belakang kepalanya sambil menunduk dan Leto dengan perasaannya yang campur aduk hanya bisa mengepalkan tangannya. Sedih, kesal, dan kaget bercampur dalam kepalanya. Lalu, Firman berbalik badan dan menghadap kepada rekan-rekannya,
"Semuanya...apa yang kita alami barusan, kita jadikan sebagai pelajaran. Kita harus tetap menatap ke depan dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Jangan jadikan rasa kehilangan ini sebagai beban bagi kita untuk terus melangkah dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup kita. Jangan menyerah...dan tetap semangat. Kalian paham?", semuanya mengangguk. Firman menengok ke arah kuburan Tata dan lanjut berbicara, "Oke...mulai sekarang...kita harus akhiri ini segera!"...





































Tidak lama setelah pemakaman, Firman dan tim segera berangkat ke lokasi dimana Pak Galang berada. Dengan panduan jalan dari Leto, mereka dengan penuh semangat akan segera menghentikan teror yang diakibatkan Pak Galang. Dengan ditemani obor, anak-anak muda itu menyusuri kegelapan hutan. Tanjakan, turunan dan berbagai macam rintangan juga jebakan mereka lewati bersama. Kini, mereka sedang dalam mode siap tempur.

"Bentar lagi nyampe, Man!", sahut Leto,
"Oke!", balas Firman. Semak-semak yang tinggi mengerubungi mereka. Ini adalah ancaman paling berbahaya bagi mereka. Karena, bisa saja ada....
"AWAAAAAAASSSSSSS!!!!!!!!!", tiba-tiba....
















































































Ilustrasi
  


























Mereka diserang oleh seekor Buaya dari balik semak-semak. Bukan hanya 1, tapi 3 sekaligus.

"AAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!",
"EMAAAAAA!!!!!!",
"AH..AAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!",
"DOOOOOONNNNNNNN!!!!!!!!!!",
"LARIIIIIIIIII!!!!!!!!!!", kabur adalah satu-satunya cara bagi mereka untuk bisa lolos dari serangan itu. Gina dan Don berhasil diterkam oleh predator amfibi tersebut. Sementara 2 ekor Buaya lainnya sedang 'menikmati' Don dan Ema, seekor Buaya yang lain tengah mengejar Firman, Maria, Rendra, Gina dan Leto. Dengan sekuat tenaga, mereka berlari dari kejaran sang predator. Namun...

BRUKKK!!!
"Leto!!!", Firman mendengar suara benda jatuh. Dan ternyata, Leto yang berada di paling belakang jatuh tersandung. Saat yang lain pergi meninggalkannya, Firman berlari dan mencoba untuk menolong Leto...






























































"AAAAAAA!!!! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!",
"LETOOOOOOOOOOOO!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!", dengan sekali lahap, Buaya itu memangsa Leto bulat-bulat. Ditambah ukurannya yang besar, sangat memungkinkan bagi predator itu untuk menelan Leto sekaligus. Saat Leto berhasil dimangsa, pisau lipat miliknya terlepas dan terjatuh tepat di depan moncong sang predator. Dengan nekat, Firman mengambil pisau itu dan langsung menyusul rekannya yang telah meninggalkannya. Dan tak jauh dari situ....



























































































































"Akhirnya kamu datang juga.....",
"Heh, akhirnya Saya menemukan otak dibalik teror ini....."....

To be continued...



0 komentar:

Posting Komentar